KISAH WAFATNYA NABI ADAM

 
Oleh : Abu Ghozie As Sundawie

Al-Qur’an yang mulia banyak mengisahkan perjalanan dan kehidupan para Nabi dan Rasul. Demikian juga Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  didalam sunnahnya memuat sebagian kisah mereka. Semuanya itu karena hikmah dan tujuan yang agung diantaranya adalah agar kita bisa mengambil pelajaran. 


Sebagai mana firman Allah Ta’ala :


 فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ


“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS. Al A’raf :176).

Juga firman Allah :

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”. (QS Yusuf : 111).



Diantara kisah yang disebutkan didalam Hadits yang shahih adalah kisah tentang wafatnya Nabi Adam alaihi salam .

Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu anhu berkata : 


إنَّ آدَمَ لَمَّا حَضَرَهُ الْموْتُ قَالَ لِبَنِيْهِ : أَيْ بُنَيَّ إِنِّيْ أَشْتَهِيْ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَةِ فَذَهَبُوْا يَطْلُبُوْنَ لَهُ فَاسْتَقْبَلَتْهُمُ اْلمَلَائِكَةُ وَمَعَهُمْ أَكْفَانُهُ وَحَنُوْطُهُ وَمَعَهُمْ الْفُؤُوْسُ وَالْمَسَاحِيْ وَاْلمَكَاتِلُ. فَقَالُوْا لَهُمْ يَا بَنِيْ آدَمَ مَا تُرِيْدُوْنَ وَأَيْنَ تَذْهَبُوْنَ قَالُوْا : أَبُوْنَا مَرِيْضٌ فَاشْتَهَى مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ قَالُوْا لَهُمْ ارْجِعُوا فَقَدْ قُضِيَ قَضَاءُ أَبِيْكُمْ. فَجَاءُوْا فَلَمَّا رَأَتْهُمْ حَوَاءُ عَرَفَتْهُمْ فَلَاذَتْ بِآدَمَ فَقَالَ : إِلَيْكِ إِلَيْكِ عَنِّيْ فَإِنِّي إِنَّمَا أُوْتِيْتُ مِنْ قِبَلِكِ خَلِّيْ بَيْنِيْ وَبَيْنِ مَلَائِكَةِ رَبِّيْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَقَبَضُوْهُ وَغَسَلُوْهُ وَكَفَّنُوْهُ وَحَنَطُوْهُ وَحَفَرُوْا لَهُ وَأَلْحَدُوا لَهُ وَصَلُّوْا عَلَيْهِ ثُمَّ دَخَلُوْا قَبْرَهُ فَوَضَعُوْهُ فِيْ قَبْرِهِ وَوَضَعُوْا عَلَيْهِ اللَّبِنَ ثُمَّ حَثَّوا عَلَيْهِ التُّرَابَ ثُمَّ قَالُوا يَا بَنِيْ آدَمَ هَذِهِ سُنَّتُكُمْ


 "Ketika maut datang menjemput Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, 'Wahai anak-anakku, aku ingin makan buah Surga." Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya.   Mereka   disambut   oleh   para   Malaikat   yang   telah membawa kafan Adam dan wewangiannya. Mereka juga membawa kapak, sekop, dan cangkul.
Para Malaikat bertanya, "Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari ? Atau apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi ?" Mereka menjawab, "Bapak kami sakit, dia ingin makan buah dari Surga." Para Malaikat menjawab, "Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba." Lalu para Malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia berlindung mendekat kepada Adam. Adam  berkata kepada Hawa , "Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala." Lalu para Malaikat mencabut nyawanya, memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat di kuburnya, menshalatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian”.  
(HR Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/136).



PENJELASAN HADITS

Hadits ini menceritakan berita bapak kita Adam alaihi salam manakala maut datang menjemputnya.

Adam  rindu buah Surga. Ini menunjukkan betapa cinta Adam kepada Surga dan kerinduannya untuk kembali kepadanya.

Bagaimana dia tidak rindu Surga, sementara dia pernah tinggal di dalamnya, merasakan kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat.

Bisa jadi keinginan Adam  untuk makan buah Surga merupakan tanda dekatnya ajal. Sebagian hadits menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-tahun umurnya.

Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya  telah   habis.  

Perpindahannya  ke alam Akhirat telah dekat Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya

Mana mungkin mereka bisa menembus Surga lalu memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu.

Akan tetapi, karena rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka untuk berangkat mencari.

Belum jauh anak-anak Adam  meninggalkan bapaknya, mereka telah dihadang oleh beberapa Malaikat yang menjelma dalam wujud orang laki-laki. Mereka telah membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati.

Para Malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap jenazah seperti pada hari ini.

Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk menggali kubur.

Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari, para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.

Manakala para Malaikat maut datang kepada Adam , Hawa  mengenalinya sehingga dia berlindung kepada Adam.

Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam agar memilih hidup di dunia, karena para Rasul tidak diambil nyawanya sebelum mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan Akhirat) :


عَنْ عَائِشَةَ  xقَالَتْ كُنْتُ أَسْمَعُ أَنَّهُ لَا يَمُوتُ نَبِيٌّ حَتَّى يُخَيَّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَسَمِعْتُ النَّبِيَّ a يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ وَأَخَذَتْهُ بُحَّةٌ يَقُولُ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ الْآيَةَ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ خُيِّرَ


Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata; Aku pernah mendengar bahwa seorang nabi tidak akan meninggal hingga dia di suruh memilih antara dunia dan akhirat. Aisyah berkata; Kemudian ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sakit yang menyebabkan kematiannya, aku mendengar beliau menuturkan dengan terputus-putus, beliau bersabda: "Bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih dan mereka itulah sebaik-baik teman." Aisyah berkata; "Aku mengira pada waktu itulah beliau diberi pilihan”.  (HR Bukhari : 4586, Muslim : 2444).


Hawwa melihat kedatangan para Malaikat alaihimus salam dan mengetahui maksud kedatangannya.

Sehingga ia segera mendekati Adam alaihi salam yang tujuannya untuk merayu agar Adam  memilih hidup dan jangan memilih mati terlebih dahulu apabila nanti diberi pilihan.

Terkadang rayuan wanita bisa mengalahkan lelaki. Bahkan banyak lelaki lemah yang melakukan banyak hal karena wanita yang mengatur atau menyetirnya.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menggambarkan bagaimana dahsyatnya wanita bisa mengalahkan lelaki dan mempengaruhinya.

 Beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda :


يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ


"Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar! Sesungguhnya aku melihat bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita! Lalu seorang wanita yang cerdas di antara mereka bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa kami yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?" Beliau menjawab, "Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami, dan aku tidak melihat orang yang kurang akalnya serta agamanya mengalahkan lelaki yang akalnya lebih bijaksana daripada kalian." Perempuan itu bertanya lagi, "Ya Rasulullah! Apa yang dimaksud dengan kurangnya akal dan agama?" Beliau menjawab, "Adapun maksud kurangnya akal yaitu, bahwa kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki, ini menandakan kurangnya akal. Sedangkan kamu tidur dan tidak bangun pada malam hari untuk melakukan shalat, serta kamu berbuka (karena udzur syar'i) di bulan Ramadhan. Semua ini menandakan kurangnya agama”. (HR Muslim).


Dan Allah telah memperingatkan  kita agar berhati-hati terhadap sebagian istri dan anak-anak kita.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


"Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka." (QS. At-Thaghabun: 14).


Maka Adam pun tidak  menggubris dan menghardiknya dengan berkata, "Menjauhlah dariku, karena aku pernah melakukan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa untuk makan pohon yang dilarang semasa keduanya berada di Surga. Para Malaikat mengambil ruh Adam .

Mereka sendirilah yang mengurusi jenazahnya dan menguburkannya,sementaraanak-anak Adam melihat mereka.

Para Malaikat itu memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangi-wangian, menggalikuburnya, membuat liang lahat, menshalatinya, masuk ke kuburnya, meletakkannya di dalamnya, lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya.

Para Malaikat mengajarkan semua itu kepada anak-anak Adam. Mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian." Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian.

Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang.

Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Allah, yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya.

Barang siapa melihat tuntunan kaum muslimin dalam urusan jenazah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, maka dia pasti melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para Malaikat kepada Adam.

Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang membakar orang mati.

Ada yang membangun bangunan-bangunan megah, seperti piramid, untuk mengubur orang mati dengan meletakkan makanan, minuman, mutiara dan perhiasan bersamanya.

Ada yang meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Allah di syariatkan terhadap mayit Bani Adam.


PELAJARAN DARI KISAH

[1] Disyariatkan mengurus jenazah dan menguburkannya seperti disebutkan di dalam hadits.

[2] Sunnah terhadap mayit adalah petunjuk semua Rasul dalam setiap syariat mereka.

[3] Pengajaran Malaikat kepada anak-anak Adam tentang sunnah ini dengan ucapan dan        perbuatan ini pulalah yang diterapkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada para sahabatnya.

[4] Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadits di atas adalah penyimpangan dari manhaj para Rasul dan petunjuk Allah.

[5] Keutamaan nabi Adam alaihi salam dimana para Malaikat mengurusi, jenazahnya, menshalatkannya, dan menguburkannya.

[6] Kemampuan para Malaikat untuk menjelma menjadi manusia dan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

[7] Sudah munculnya beberapa peralatann sejak zaman manusia pertama, seperti kapak, cangkul dan sekop.

[8] Adanya syari’at shalat pada ajaran Nabi-nabi terdahulu yang menunjukan agungnya ibadah shalat.

[9] Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa

[10] Berbaktinya anak-anak adam alaihi salam kepada ayahnya adalah contoh tauladan bagi generasi setelahnya. Demikianlah semoga bisa mengambil pelajaran.

0 Response to " KISAH WAFATNYA NABI ADAM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel