PERISTIWA BESAR TERJADI DI HARI JUM'AT 17 ROMADHAN


Oleh : Abu Ghozie As Sundawie

Peristiwa yang dimaksud adalah peperangan yang disebut dengan Al Badar Al Kubro, perang yang dengannya ISLAM jaya selama lamanya.

فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ السَّابِعَ عَشَرَ مِنْ رَمَضَانَ مِنَ السَّنةِ الثَّانِيةِ وَقعتْ غَزوةُ بَدْرٍ الكُبْرَى وَسَبَبُهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خرَجَ وَمَعَهُ ثلاثُمائةِ وَثَلَاثَةَ عَشَرَ رَجُلاً لِيَعْتَرِضَ عِيْرًا عَظِيْمَةً لِقُرَيْشٍ وَهِيَ رَاجِعَةٌ مِنَ الشَّامِ. 

Di hari jum’at tanggal 17 bulan Ramadhan tahun ke dua Hijriyah, terjadi perang Badar yang besar. Dan penyebabnya adalah Nabi shalallahu alaihi wasallam keluar bersama 313 orang untuk menghalangi rombongan unta yang besar milik kaum Quraisy, saat kembali dari Syam.

وَكَانَ أبُو سُفيانَ قَائدُ هَذه القَافِلَةِ فِيْ غَايَةِ التَّيَقُّظِ وَالْحَذَرِ فَكَانَ يَسأَلُ كُلَّ مَنْ لَقِيَهُ عَن تحرُّكَاتِ المسْلِمِينَ, حَتَّى عَلِم بخرُوجِهِمْ مِنَ المدينةِ, وَهُوَ قَرِيبٌ مِنْ بَدْرٍ وَالبَدْرُ قِيْلَ فِيْهَا هِيَ اسْمُ بِئْرٍحَفَرَهَا رَجُلٌ مِنْ غِفَارٍ اسْمُهُ بَدْرٌ

Abu Sufyan –radhiyallahu anhu- adalah pemimpin kafilah ini dalam kondisi sangat hati-hati dan waspada. Dia selalu bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya tentang gerakan kaum muslimin, hingga ia mengetahui keluarnya mereka dari kota Madinah, dan ia dekat dari Badar. Dan Badar dikatakan tentangnya ia adalah nama sebuah sumur yang digali oleh seseorang dari Kabilah Ghifar bernama Badar

فَحَوَّلَ اتِّجَاهَ العِيْرِ إِلىَ الغَرْبِ لِيَسْلُكَ طَرِيْقَ السَّاحِلِ، وَيَتْرُكَ طَرِيقَ بَدْرٍ الْمَحْفُوفَ بِالْخَطَرِ، ثُمَّ أَرْسَلَ رَجُلاً يُخْبِرُ أَهْلَ مَكَّةَ بِأَنَّ أَمْوَالَهُمْ فِي خَطَرٍ وَأَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ قَدِ اسْتَعَدُّوْا لِلْهُجُوْمِ عَلَى القَافِلَةِ.

Maka ia memindah arah rombongan kafilah ke arah Barat agar melewati jalan pesisir dan meninggalkan jalan Badar yang dipenuhi bahaya. Kemudian mengutus seorang laki-laki mengabarkan kepada penduduk Makkah bahwa harta mereka berada dalam bahaya dan sesungguhnya kaum muslimin telah siap menyerang kafilah mereka.

فَلَمَّا بَلَغَ أَهْلَ مَكَّةَ ذَلك هَبُّوْا لِنَجْدَةِ أَبِيْ سُفْيَانَ، وَلَمْ يَتَخَلَّفْ مِنْ كُبَرَائِهِمْ إِلَّا أَبُوْ لَهَبٍ, وَحَشَدُوْا مَنْ حَوْلَهمْ مِنَ القَبَائِلِ وَلَم يَتَخَلَّفْ مِنْ بُطُوْنِ قُرَيْشٍ إِلَّا بَنُو عَدِيٍّ.

Tatkala berita itu sampai kepada penduduk Makkah, mereka bersiap-siap untuk menolong Abu Sufyan. Tidak ada yang tertinggal dari pemuka mereka selain Abu Lahab. Mereka berkumpul dari semua kabilah, dan tidak ada yang tertinggal dari kabilah Quraisy selain bani Adi.

وَلَمَا وَصَلَ هَذا الْجَيْشُ إِلَى الجحْفةِ عَلِمُوا بِنَجَاةِ أَبِيْ سُفْيَانَ وَأَنَّهُ يَطْلُبُ مِنْهُمُ الْعَوْدَةَ إِلَى مَكَّةَ. وَهَمَّ النَّاسُ بِالرُّجوعِ إِلَّا أَنَّ أَبَا جَهْلٍ حَثَّهُمْ عَلَى المَضِيِّ  قُدُمًا لِلْقِتَالِ 

Dan saat pasukan ini sampai di Juhfah, mereka mengetahui selamatnya Abu Sufyan dan ia meminta mereka kembali ke kota Makkah. Dan sebagian mereka ingin pulang, namun Abu Jahal mendorong mereka agar terus maju berperang.

فَرَجَعَ بَنُوْ زَهْرَةَ وَكَانُوا ثَلاثَمائةٍ, وَوَاصَلَ الْبَقِيَةُ الْمسِيرَ وَكَانُوا ألفًا حَتَّى نَزَلُوْا خَارِجَ بَدْرٍ فِيْ مَكانٍ فَسِيْحٍ وَرَاءَ الجِبَالِ المحِيطَةِ بِبدْرٍ.

Maka Bani Zuhrah pulang dan mereka berjumlah 300 orang. Sedangkan yang lainnya meneruskan perjalanan dan mereka berjumlah 1.000 orang pasukan, hingga mereka  singgah di luar Badar, di tempat yang luas di belakang gunung yang mengelilingi Badar.

أَمَّا رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَشَارَ أَصْحَابَه، فَوَجَدَ مِنْهم العزْمَ والتصْمِيمَ عَلَى القِتَال وَالتضْحَية فِي سَبيلِ اللهِ تَعَالَى، قَالَ الْمِقْدَادُ : يا سولَ اللهِ إنَّا لاَ نَقُولُ لك كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى لِمُوْسَى: {قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا أَبَدًا مَّا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ} [المائدة: 24] ، وَلَكِنَّا نُقَاتِلُ عَنْ يَمِينِكَ، وَعَنْ شِمَالِكَ، وَبَيْنَ يَدَيْكَ، وَخَلْفَكَ. 

Adapun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ia musyawarah dengan para sahabatnya, maka ia shalallahu alaihi wasallam mendapatkan dari mereka semangat dan keteguhan untuk berjuang dan berkorban fi sabilillah. Al Miqdad bin Al Aswad berkata, 'Ya Rasulullah, Kami tidak mengatakan sebagaimana dikatakan Kaum Nabi Musa kepadanya, “Mereka berkata, Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja” (QS Al Maidah : 24). Tetapi kami mengatakan, kami akan berperang mendampingimu disebelah kanan dan kirimu serta didepan dan belakangmu

فَسُرَّ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَقالَ لَهُمْ: "سِيْرُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ وَعَدَنِي إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، وَاللهِ لَكَأَنِّي أَنْظُرُ الآنَ إِلَى مَصَارِعِ الْقَوْمِ".

Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam merasa senang dan bersabda: "Berjalan dan bergembiralah, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjanjikan kepadaku salah satu dari dua golongan. Demi Allah, sekarang seolah-olah aku melihat terjungkalnya kaum (Quraisy).

وَتَقَدَّم النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ونَزل قَريبًا مِنَ العُدْوةِ الدُّنْيَا فِي بَدْرٍ, فَأَشَارَ عَلَيْهِ الحُبَابُ بْنُ المنذِرِ أَنْ يتقدَّم فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللّهِ أَرَأَيْتَ هَذَا الْمَنْزِلَ أَمَنْزِلًا أَنْزَلَكَهُ اللّهُ لَيْسَ لَنَا أَنْ نَتَقَدّمَهُ وَلَا نَتَأَخّرَ عَنْهُ أَمْ هُوَ الرّأْيُ وَالْحَرْبُ وَالْمَكِيدَةُ ؟ قَالَ بَلْ هُوَ الرّأْيُ وَالْحَرْبُ وَالْمَكِيدَةُ ؟ 

Nabi shalallahu alaihi wasallam maju dan singgah di dekat lembah yang rendah di Badar. Al-Habbab bin Mundzir radhiyallahu anhu menyarankan agar maju lalu singgah di tempat paling dekat air dari pada musuh. Maka ia pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah tempat ini termasuk yang ditentukan Allah dan kita tidak boleh memajukannya atau memundurkannya? Ataukah tempat ini termasuk pendapat atau perang dan strategi saja? Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Bahkan ini hanya pendapat, perang dan strategi saja.

فَقَالَ يَا رَسُولَ اللّهِ فَإِنّ هَذَا لَيْسَ بِمَنْزِلِ فَانْهَضْ بِالنّاسِ حَتّى نَأْتِيَ أَدْنَى مَاءٍ مِنْ الْقَوْمِ فَيَنْزِلَ عَلَى أَقْربِ مَاءٍ مِن العَدُوِّ، بِحَيْثُ يَجْمَعُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَاءَ فِي حِيَاضٍ لأنفُسِهِمْ, وَيُغَوِّرُونَ بَقيةَ الآبَارِ، فَيَبقَى الْعَدُوُّ وَلَا ماءَ لَه, فَفَعلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أشارَ بِهِ الحُبَابُ.

Al Hubab mengatakan, ‘Wahai Rasulullah ini bukan tempat yang tepat, pergilah bersama para sahabat hingga tiba di air yang paling dekat orang orang Quraisy. Di  mana kaum muslimin mengumpulkan air di telaga untuk diri mereka sendiri. Lalu membiarkan musuh tanpa mempunyai air. Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam menerima saran Habbab radhiyallahu anhu dan melakukannya.

وَباتَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْجُمُعةِ  وَهِيَ ليلةُ بَدرٍ  سَابعَ عَشَرَ مِنْ رَمضَانَ قَائمًا يُصلِّي وَيَبْكِي وَيدْعُو اللهَ ويستَنْصِرُه عَلَى أَعْدَائِهِ. وَفي الْمُسْنَدِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: لَقَدْ رأيتُنَا وَمَا فِينَا إِلَّا نَائِمٌ إِلَّا رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحْتَ شَجَرَةٍ يُصَلِّي وَيَبْكِي حَتَّى أَصْبَحَ.

Di Malam Jum'at, yaitu di malam perang Badar, di malam tujuh belas Ramadhan, Nabi shalallahu alaihi wasallam berdiri shalat, menangis dan berdoa kepada Allah Ta’ala serta memohon pertolongan kepada-Nya atas musuh-musuh-Nya. Dalam Musnad, dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu, ia berkata, 'Sungguh aku melihat kami, dan tidak ada di antara kami kecuali tertidur kecuali Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di bahwa pohon, shalat dan menangis hingga subuh.

وَفِيه أيضًا قَالَ: أَصابَنا طَشٌّ مِنْ مَطرِ  يَعني ليلةَ البَدْرِ  فانطلقْنَا تَحْتَ الشَّجَر وَالْحَجْفِ نَسْتَظِلُّ بِهَا مِنَ الْمَطَرِ, وَبَاتَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُوْ رَبَّهُ وَيَقُوْلُ: "إنْ تَهْلِكَ هذه الفئةُ لَا تُعْبَد"

Dan padanya juga, ia berkata, 'Kami ditimpa hujan maksudnya di malam Badar, maka kami berlindung di bawah pohon dan perisai, untuk berteduh dengannya dari hujan. dan semalam suntuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berdoa kepada Rabb-nya dan berkata: 'Jika golongan ini binasa niscaya Engkau tidak disembah.'

فَلَمَّا أَنْ طَلَعَ الفجرُ نَادَى : الصَّلاة عِبادَ الله! فجاءَ النَّاسُ مِنْ تحتِ الشَّجَرِ والحجف، فَصَلّى بِنَا رَسُول اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحثَّ عَلى القِتَالِ.

Maka tatkala terbit fajar, ia shalallahu alaihi wasallam berseru: 'Shalat, wahai hamba-hamba Allah.' Maka datanglah manusia dari bawah pohon dan perisai, lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam shalat bersama kami dan mendorong manusia untuk berjuang.

وَأمدَّ اللهُ تَعَالى نبيَّه والمؤمِنينَ بنَصْرٍ مِنْ عِنْدِه، وَبِجُنْدٍ مِنْ جُندِه كما قَالَ تَعَالى: إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُرْدِفِينَ   وَمَا جَعَلَهُ اللّهُ إِلاَّ بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ   [الأنفال: 9 -10].

Allah Ta’ala memberikan bantuan kepada Nabi-Nya dan kaum mukminin dengan pertolongan dari sisi-Nya dan dengan pasukan dari pasukan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut".  Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimua menjadi tentram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Anfaal:9-10)

وَقَالَ تَعَالى: وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ [آل عمران: 123]، وَقَالَ: فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـكِنَّ اللّهَ رَمَى [الأنْفَال: 17].

Dan firman Allah Ta’ala : Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. (QS. Ali Imran :123) Dan firman-Nya: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (QS. al-Anfaal :17)

فَابْتَدَأَ الْقِتَالُ بِالْمُبَارَزَةِ فَقَتَلَ حَمْزَةُ شَيْبَةَ بْنَ رَبِيْعَةَ, وَقَتَلَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ الْوَلِيْدَ بْنَ عُتْبَةَ، وَجُرِحَ عُتْبَةُ بْنُ رَبِيْعَةَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ وَعُبيْدَةُ بْنُ الْحَارِثِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Maka peperangan dimulai dengan MUBAROZAH (Perang tanding satu lawan satu), maka Hamzah  membunuh Syaibah bin Rabi'ah, Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu, membunuh Walid bin 'Utbah, dan Utbah bin Rabi'ah dari kaum musyrikin dan Ubaidah bin Haris radhiyallahu anhu, dari kaum muslimin terluka.

ثُمَّ بَدأ القِتَالُ واشتَدَّ، وَحَمِيَ الْوَطِيْسُ, وَأَيّدَ اللَّهُ الْمُسْلِمِيْنَ بِالْمَلَائِكَةِ تُقَاتِلُ دُوْنَهُمْ وَتُثَبِّتُ قُلُوْبَهُمْ, وَمَا هِي إِلا سَاعةٌ حَتَّى هُزِمَ الْمُشْرِكُوْنَ وَوَلَّوا الدُّبُرَ، وتَبِعَهُمُ الْمُسْلِمُوْنَ يَقتُلُوْنَ وَيَأْسِرُوْنَ 

Kemudian peperangan dimulai dan bertambah sengit. Allah Ta’ala memberikan bantuan kepada kaum muslimin dengan para malaikat yang berperang di belakang mereka dan meneguhkan hati mereka. Hanya dalam beberapa saat hingga kaum musyrikin kalah dan berlarian mundur, diikuti oleh kaum muslimin yang membunuh dan menawan. 

فَقُتِلَ مِنَ المُشْرِكِيْنَ سَبْعُوْنَ مِنْهُمْ : عُتْبَةُ وَشَيْبَةُ وَالْوَلِيدُ بْنُ عُتْبَةُ, وَأميَّةُ بْنُ خَلَفٍ، وَابْنُه عَلِيٌّ, وَحَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيانَ وَأَبُو جَهْلِ بْنُ هِشامٍ وَغيرُهُمْ. وَأُسِرَ مِنَ  الْمُشْرِكِيْنَ سَبْعُوْنَ. وَكَانَ قَدِ اسْتُشْهِدَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْبَعَةَ عَشَرَ رَجُلاً سِتَّةٌ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَثَمَانِيَّةٌ مِنَ الْأَنْصَارِ سِتَةٌ مِنَ الْخَزْرَجِ وَاِثْنَانِ مِنَ الْأَوْسِ

Dari kaum musyrikin terbunuh 70 orang, di antaranya Utbah, Syaibah, Walid bin Uqbah, Umayyah bin Khalaf, dan putranya Ali, Hanzhalah bin Abu Sufyan, Abu Jahal dan selain mereka. Dan yang tertawan dari mereka sejumlah 70 orang. Dan gugur sebagai syahid dari kalangan kaum Muslimin 14 orang, 6 dari kalangan Muhajirin dan 8 dari kalangan Anshar, 6 dari suku Khazraj dan 2 dari suku Aus.

وَكَانَ مِنْ نَتَائِجِ غَزوَةِ بَدْرٍ أَنْ قَوِيتْ شَوكَةُ المسْلِمِينَ, وَأصْبَحُوا مَرْهُوبِينَ في المدِينَةِ وَمَا جَاوَرَهَا, وَازْدَادَتْ ثِقَتُهُم باللهِ تَعالَى، وَعَلِمُوا أَنَّ اللهَ ينْصُرُ عِبادَه المؤمنينَ وَلَو كَانُوا قِلَّةً عَلَى الكافرينَ وَلَو كَانُوا كَثْرَةً، 

Di antara hasil dari perang Badar bahwa hegemoni kaum muslim bertambah kuat dan mereka menjadi ditakuti di Madinah dan sekitarnya dan bertambah kepercayaan mereka kepada Allah Ta’ala. Mereka yakin bahwa Allah Ta’ala menolong hamba-hamba-Nya yang beriman, sekalipun mereka berjumlah sedikit terhadap orang-orang kafir, sekalipun jumlah mereka banyak.

وَمِنَ النَّتائجِ أيْضًا أنَّ المسلمينَ اكْتسبُوا  مَهَاراتٍ قِتاليةً, وَتعلَّمُوا أَسَالِيبَ جَدِيدةً فِي القِتَالِ وَالكرِّ والفرِّ وَحِصارِ العدَوِّ وَحِرْمَانِهِ مِنْ أَسْبَابِ القُوَّةِ وَالاسْتِمْرَارِ فِي المَواجَهَةِ.

Di antara hasilnya juga,  sesungguhnya menguasai keahlian dalam berperang dan mempelajari metode-metode baru dalam berperang, mengejar, berlari, mengepung musuh dan menghalanginya dari sebab-sebab kekuatan dan keteguhan dalam berhadapan. (Arba'una fi Suhbatil Habib, hal. 109-113)

0 Response to "PERISTIWA BESAR TERJADI DI HARI JUM'AT 17 ROMADHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel