WANITA YANG SEDANG HAID BOLEH MEMBACA AL QURA'AN

 


Ditulis oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Syaikh Fuad Abdul Aziz Al Syalhub hafidzahullah berkata :


جوازُ قِرَاءَةِ القُرْآنِ لِلْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ  وَذَلِكَ لِأَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ دَلِيْلٌ يَتَعَيَّنُ الْمَصِيْرُ إِلَيْهِ عَلَى الْمَنْعِ مِنْ ذَلِكَ، وَلَكِنْ بِدُوْنِ مَسِّ الْمُصْحَفِ. قَالَتِ اللَّجْنَةُ الدَّائِمَةُ : أَمَّا قِرَاءَةُ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ الْقُرْآنَ بِلَا مَسِّ مُصْحَفٍ فَلَا بَأْسَ بِهِ فِيْ أَصَحِّ قَوْلَيْ الْعُلَمَاءِ لِأَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَمْنَعُ ذَلِكَ


Bolehnya Seorang Wanita yang Sedang haidh atau nifas membaca al Quran karena tidak ada dalil yang shahih sebagai rujukan yan melarang hal itu, tetapi tanpa menyentuh mushaf. Lajnah Da'imah berkata, “Adapun wanita yang sedang haid atau nifas bila membaca Al Qur'an tanpa memegang mushaf, maka tidak apa-apa menurut pendapat yang benar dari dua pendapat ulama. Karena tidak ada dalil yang  Shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang melarang hal itu. (Fatwa Lajnah Ad Daaimah 4/74 no 3713)



Namun bolehnya membaca al Quran disini dengan tidak menyentuh mushaf dan inilah pendapat yang hati hati dalam masalah ini.

Dasar hukum dari masalah ini  adalah Firman Allah Ta’ala : 


لَا يَمَسُّ الْمُصْحَفَ إِلَّا طَاهِرٌ. الأصل فيه قوله تعالى:{لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ}

“Tidak menyentuhnya kecuali hamba hamba yang disucikan” (QS Al Waqi’ah : 79).

 

وَالنَّهْيُ عَنْ مَسِّهِ إِلَّا لمِتُطَهِّرٍ جَاءَ مُصَرِّحاً بِهِ فِي الْكِتَابِ الَّذِي كَتَبَهُ رَسُولُ اللهِ لِعَمْرِو بْنِ حَزْمٍ: أَنْ لاَ يَمَسَّ الْقُرَآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ.

 Dan ini larangan menyentuh mushaf  kecuali dalam keadaan suci,  terdapat dengan Jelas pada sebuah surat yang ditulis oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam untuk Amer bin Hazm yang di dalamnya bar bunyi, “Tidak boleh menyentuh Al-Quran, kecuali dalam keadaan suci"


(Diriwayatkan Imam Malik dalam Muwaththa nya, (468). Dan surat ini yang ditulis oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk Amr bin Hazm kepada penduduk Yaman, terdapat dalam As-Sunan, Al-Faraidh dan Ad-Diyat).

Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata :


 كِتَابٌ مَشْهُوْرٌ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مَعروف، يستغنى بشهرته عن الإسناد

  “Kitab yang masyhur di kalangan ulama dan sangat populer. Kemasyhurannya sudah sangat cukup hingga tidak memerlukan sanad.” (At-Tamhid, 17/396)


Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa', 122. Dan ia menyebutkan bahwasanya Imam Ahmad berhujjah menggunakan hadits ini dan bahwasanya ishaq bin Rahawaih menshahihkannya pula.

Adapun kalau membawanya dengan menggunakan alas atau tas dan yang semisalnya maka hal ini di bolehkan.

Majlis Fatwa Lajnah Ad Daaimah di Saudi Arabia ditanya tentang masalah ini :


هَلْ يَجُوْزُ حَمْلُ الْقُرْآنِ إِذَا كَانَ بِعَلَاقَتِهِ أَوْ بَيْنَ قُمَاشِهِ لِلْمُحْدِثِ ؟ الْجَوَابُ : نَعَمْ . يَجُوْزُ حَمْلُ الْقُرْآنِ بِعَلَاقَتِه، لِأَنَّهُ لَيْسَ بِمَسٍّ لَهُ

 Apakah boleh bagi orang yang berhadats membawa mushaf Al-Qur'an dengan Ilaqah” (sarung Al-Quran) atau di kantung bajunya? Jawaban: Ya, boleh membawa Al-Quran dengan Ilaqah, karena tu tidak termasuk menyentuh Al-Our' an (Lihat Fatwa Lajnah Daimah no 557, 4/76).



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

 

 وَمَنْ كَانَ مَعَهُ مُصْحَفٌ فَلَهُ أَنْ يَحْمِلَهُ بَيْنَ قُمَاشِهِ وَفِي خَرْجِهِ وَحَمْلِهِ سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ الْقُمَاشُ لِرَجُلِ أَوْ امْرَأَةٍ أَوْ صَبِيٍّ وَإِنْ كَانَ الْقُمَاشُ فَوْقَهُ أَوْ تَحْتَهُ. وَاَللَّهُ أَعْلَمُ

 “Orang yang membawa mushaf, ia boleh membawanya dengan dibungkus kain. Dan hukum mengeluarkan mushaf Itu dan membawanya sama apakah kain itu untuk laki-laki atau perempuan atau anak-anak, sekalipun kain itu di atasnya atau di bawahnya. Wallahu a'lam.“ (Fatawa An-Nisa', hlm. 21 cet. Darul Qalam).



Dan bagi yang sedang haid namun harus membaca teks al Quran dengan menyentuhnya, maka bisa menggunakan aplikasi di HP , karena aplikasi al Quran di HP tidaklah di hukumi mushaf, sehingga boleh menyentuhnya walaupun dalam keadaan sedang haid walhamdulillah.

Adapun bagi yang sedang Junub maka tidak di perbolehkan membaca al Quran secara mutlak, jika ingin membaca al Quran maka hendaklah ia mandi sehingga suci dari hadats besarnya.

Majlis Fatwa Lajnah Ad Daaimah mengatakan ketika ditanya dalam masalah ini :

 

 لَا يَجُوْزُ لِلْجُنُبِ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى يَغْتَسِلَ، سَوَاءٌ قَرَأَهُ مِنَ الْمُصْحَفِ أَوْ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ، وَلَيْسَ لَهُ أَنْ يَقْرَأَهُ مِنَ الْمُصْحَفِ إِلَّا عَلَى طَهَارَةٍ كَامِلَةٍ مِنَ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ وَالْأَصْغَرِ.  


Orang yang secang junub tidak boleh membaca al Quran hingga ia mandi, baik membaca dari mushaf ataupun dari hafalannya, dan tidak boleh ia membacanya pada mushaf kecuali dalam keadaan suci secara sempurna baik hadats besar ataupun hadats kecil (Fatwa 5/328 no 8859)

(Dinukil dari kitabul adab, Fuad As Syalhub, hal. 18)


0 Response to " WANITA YANG SEDANG HAID BOLEH MEMBACA AL QURA'AN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel