Tanya Ustadz : Bagaimana menghadapi hasad dari istri kedua

Pertanyaan :

Bismillah…
Ustad afwan ana mau tanya , ada istri ke 2 yang secara materi dan pergantian sudah dipenuhi semua kebutuhan nya. Tapi masih selalu merasa tidak mau kalah dengan istri pertama. Dan selalu jadi permasalahan . Keributan sering terjadi karena hal - hal sepele diungkit semua apa2 yg istri pertama punya. Suami sudah mencoba dan selalu menjelaskan. Tp semua percuma g ada yg di dengar kan sama sekali. Suami bingung apa jalan keluar dr semua ini

Dari Nn - Cirebon

 

Dijawab Oleh Ustad Yana Suryana Abdul Fatah 

 الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله ...

Berpoligami bukanlah hal yang mudah, selain harus bisa bersikap adil terhadap semua istri disisilain seorang suami selayaknya bisa menjadikan semua istri menjadi akur namun hal ini bukanlah kewajiban dalam berpoligami, yang wajib adalah untuk bisa berlaku adil. 

Permasalahan mengenai istri pertama dan kedua yang tidak akur bisa disebabkan dua hal ; pertama disebabkan Rasa Cemburu, hal ini sangat lumrah terjadi pada seorang wanita.. bahkan istri rasulpun pernah cemburu .

Yang perlu dilakukan oleh suami adalah dengan sebisa mungkin menjaga situasi kondusif, misalkan dengan tidak memperpanjang masalah, memisahkan tempat tinggal istri pertama dan kedua, menjaga rahasia istri pertama dari istri kedua dan sebaliknya, jikalau istri mengoceh maka suami cukup mengatakan “iya” agar tidak terjadi masalah berkepanjangan, dan apabila si istri kedua menggibah istri pertama maka harus dinasehati untuk tidak menggibah dan selalu berhusundzan.

Penyebab  kedua adalah Hasud (iri), kalau hal ini menjadi penyebab ketidak akuran antara kedua istri maka ini merupakan masalah serius dikarnakan Hasud dalam urusan dunia merupakan hal yang dilarang dalam agama, dan dari Sikap iri dapat menimbulkan berbagai macam dosa dan kedzaliman, tidak sedikit karna masalah hasud seseorang membunuh, menganiaya, dsb.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ».


“Janganlah kalian saling hasad (mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim, no. 2564)


Diantara solusinya adalah suami senantiasa untuk selalu mengingatkan sang istri agar selalu bersyukur dan tidak Hasud terhadap oranglain.

Serta suami harus cerdas dalam membaca situasi, dan tidak terlalu menanggapi ocehan istri serta bisa bersikap tegas, tidak segan untuk memberikan sanksi bagi istri yang tidak menta’ati suami, dan memberikan apresiasi bagi istri yang ta’at.

و الله أعلم

 

Donasi Darul Tahfidz Al Kautsar Yatim Dhuafa
silakan transfer ke nomor rekening Yayasan Arisan Nasi Indonesia

Bank Mandiri 1340010363041
BSI 8877713197


Kode 01
Contoh 500.001

Info
081289851319
https://donasi.arisannasi.org

Kami ucapkan jazakumullahu khoiran. Barakallahu fiikum...

 

0 Response to "Tanya Ustadz : Bagaimana menghadapi hasad dari istri kedua"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel